Wednesday 28 February 2007

Berpelukan

Nice to read nih....

Suatu hari di gua Hira, Muhammad SAW tengah ber'uzlah, beribadah
kepada Rabbnya.
Telah sekian hari ia lalui dalam rintihan, dalam doa, dalam puja
dan harap pada Dia Yang Menciptanya.
Tiba-tiba muncullah sesosok makhluk
dalam ujud sesosok laki-laki. "Iqra!" katanya.

Muhammad SAW menjawab, "Aku tidak dapat membaca!"
Laki-laki itu merengkuh Muhammad ke dalam pelukannya,
kemudian mengulang kembali perintah "Iqra!"
Muhammad memberikan jawaban yang sama dan peristiwa serupa pun
terulang hingga tiga kali.
Setelah itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang
diajarkan lelaki itu.
Di kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama
yang yang diturunkan Allah kepada Muhammad melalui Jibril,
sang makhluk bersosok laki-laki yang menemui Muhammad
di gua Hira.

Sepulang dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah isterinya
dan berkata,"Selimuti aku, selimuti aku!". Ia gemetar ketakutan,
dan saat itu, yang paling diinginkannya hanya satu, kehangatan,
ketenangan dan kepercayaan dari orang yang dicintainya.
Belahan jiwanya. Isterinya. Maka Khadijah pun menyelimutinya,
memeluknya dan mendengarkan curahan hatinya. Kemudian ia
menenangkannya dan meyakinkannya bahwa apa yang dialami
Muhammad bukanlah sesuatu yang menakutkan,
namun amanah yang akan sanggup ia jalankan.

***

Suatu hari dalam sebuah pelatihan manajemen kepribadian.
Para instruktur yang jugapara psikolog tengah mengajarkan
berbagai terapi penyembuhan permasalahan kejiwaan.
Dari semua terapi yang diberikan, selalu diakhiri
dengan pelukan, baik antar sesama peserta maupun oleh
instrukturnya.

Namun demikian, mereka mempersilakan peserta yang tidak
bersedia melakukan pelukan dengan lawan jenis untuk memilih
partner pelukannya dengan yang sejenis. Yang penting tetap
berupa terapi pelukan. Menurut mereka, pelukan adalah sebuah
terapi paling mujarab hampir dari semua penyakit kejiwaan dan
emosi. Pelukan akan memberikan perasaan nyaman dan aman bagi
pelakunya.

Pelukan akan menyalurkan energi ketenangan dan kedamaian
dari yang memeluk kepada yang dipeluk. Pelukan akan mengendorkan
urat syaraf yang tegang.
Saya yang saat itu menjadi salah satu peserta, memilih
menggunakan pilihankedua ini. Pelatihan itu, di kemudian hari
memberikan perubahan besar dalam stabilitas emosi dan kejiwaan saya.

***

Apa yang saya inginkan pertama kali ketika saya sedang bersedih,
marah atauapapun yang secara emosi mengguncang perasaan saya?
Dipeluk suami. Pelukan itu akan menenangkan saya, membuat saya
nyaman dan tenang kembali. Apa yang kami berdua lakukan setelah
berantem? Saling memeluk.

Pelukan itu akan menurunkan tensi emosi di antara kami.
Pelukan itu akan merekatkan kembali ikatan cinta di antara kami
setelah luka dan kecewa yang sempat tertoreh. Pelukan itu,
akan membuat kehidupan rumah tangga kami menjadi makin mesra.
Segala sedih, segala marah, segala kecewa, dan segala
beban hilang oleh kehangatan pelukan.

Pelukan itu, kemudian tidak hanya berlaku ketika
saya terguncang secara emosi. Setelah setahun lebih kami menikah,
pelukan telah menjadi satu kebiasaan dalam hari-hari kami.
Hal pertama yang saya lakukan ketika tiba di rumah sepulang dari
kantor atau dari bepergian adalah memeluk suami.
Memeluknya erat-erat. Itu saja. Tak Lebih.
Hal pertama yang saya inginkan ketika saya bangun dari tidur
adalah memeluk dan dipeluk suami saya.
Memeluknya kuat-kuat. Itu saja.

Bukan yang lainnya. Jika kami bangun pada jeda waktu yang tak sama,
maka'utang' kebiasaan itu dilakukan setelah shalat lail
atau shalat subuh. Jika kami tidur di kamar yang berbeda,
biasanya jelang subuh atau habis shubuh,
salah satu dari kami akan menyusul yang lainnya.
Hanya untuk satu hal saja:memeluk dan dipeluk.

Saat malam menjelang tidur, kami terbiasa tiduran dan
saling memeluk, berlama-lama sambil berbincang tentang
aktifitas kami seharian. Ada kata-kata yang minimal tiga kali
sehari saya ucapkan kepada suami saya, "I Love U" dan
"Minta peluk!" Rasanya ada yang kurang jika kekurangan pelukan
dalam sehari. Pelukan memberiku rasa aman dan nyaman. Pelukan,
saya rasakan memberikan kehangatan yang tak tergantikan oleh apapun.

****

Berdasarkan hasil penelitian, kita butuh empat kali pelukan
per hari untuk bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat,
dan dua belas kali untuk pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh,
kita butuh dua belas pelukan perhari. Pelukan berkhasiat
menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan
tubuh kita. Pelukan membuat kita merasa istimewa.
Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan yang ada dalam diri kita.
Pelukan membuat kita lebih merasaakrab dengan keluarga
dan teman-teman.

Riset membuktikan bahwa pelukan dapat menyembuhkan masalah fisik dan
emosional yang dihadapi manusia di zaman serba
stainless steel dan wireless ini. Bukan hanya itu saja,
para ahli mengemukakan bahwa pelukan bisa
membuat kita panjang umur, melindungi dari penyakit,
mengatasi stress dan depresi, mempererat hubungan keluarga dan
membantu tidur nyenyak. (The Aladdin Factor, Jack Canfield &
Mark Victor Hansen.")

Helen Colton, penulis buku The Joy of Touching juga
menemukan bahwa ketika seseorang disentuh, hemoglobin dalam
darah meningkat hingga suplai oksigen ke jantung dan otak lebih
lancar, badan menjadi lebih sehat dan mempercepat proses penyembuhan.
Maka bisa dikatakan bahwa pelukan bisa menyembuhkan
penyakit "hati" dan merangsang hasrat hidup seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh jurnal
Psychosomatic Medicine, pelukan hangat dapat melepaskan oxytocin,
hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian.
Hormon tersebut akan menekan hormon
penyebab stres yang awalnya mendekam di tubuh.

Hasil hasil penelitian tersebut, memberikan keterangan ilmiah atas
kecenderungan dalam diri setiap manusia untuk mendapatkan
ketenangan dan kehangatan melalui pelukan.
Penelitan tersebut memberikan fakta ilmiah atas
besarnya energi yang dapat disalurkan melalui pelukan.

Sayangnya, banyak dari kita dibesarkan dalam rumah yang
di dalamnya pelukan adalah sesuatu yang tidak lazim,
dan kita mungkin merasa tidak nyaman minta
dipeluk dan memeluk. Kita mungkin pernah digoda
sebagai "si anak manja" jika sering memeluk atau dipeluk Ayah,
Ibu atau saudara kandung kita. Dan jadilah kita atau
remaja-remaja kita saat ini, tumbuh dengan kekurangan
energi pelukan.

Bisa jadi, kekurangan energi pelukan ini adalah termasuk
salah satu faktor yang menyebabkan maraknya kasus ketidakstabilan
emosi manusia seperti yang terjadi belakangan ini:
tingginya angka kriminalitas dan narkoba pada
golongan anak dan remaja, kesurupan di berbagai sekolah dan sebagainya.

Dan bisa jadi, sesungguhnya solusi untuk mengurangi berbagai
permasalahan itu sebenarnya sederhana saja: Pemberian pelukan
kasih sayang yang banyak kepada anak-anak dari orang tuanya.
Bukankah Rasulullah sangat gemar memeluk isteri, anak, cucu,
dan bahkan anak-anak kecil di lingkungannya dengan pelukan
kasih sayang? Bahkan pernah ada satu kisah ketika Rasulullah
mencium dan memeluk cucunya, seorang sahabat menyatakan
bahwa hingga ia punya 10 orang anak, tak satu pun yang pernah
ia curahi dengan peluk cium.

Rasulullah saat itu berkomentar, "Sungguh orang yang
tidak mau menyayang(sesamanya), maka dia tidak akan disayang."
(riwayat Al-Bukhari)

Rasanya, sudah sangat cukup alasan bagi saya, untuk mencurahi anak saya
dengan pelukan kasih sayang. Insya Allah!

No comments:

Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers